Rabu, 10 Agustus 2016

" BARU TALAK 1 & 2: " KALIAN SAH MASIH SUAMI ISTERI (MUKHRIM SAHIH) !!!! " HARAM MEMISAHKAN SALAH SATU PIHAK ..!!! "


***** " BARU TALAK 1 & 2: " KALIAN SAH MASIH SUAMI ISTERI (MUKHRIM SAHIH) !!!! " =>>> " HARAM MEMISAHKAN SALAH SATU PIHAK ..!!! " *****
*** " ISLAM = ISLAH = DAMAI = RUJUK ORIENTASINYA = RUKUN ISLAM = ISLAM YANG MERUKUNKAN " ***

SANGAT SULIT DALAM ISLAM UNTUK MENGABULKAN PERCERAIAN:

Agama Islam menutup pintu bagi siapa pun yang akan mencampuri urusan rumah tangga orang lain kecuali dengan tujuan islah (perdamain).Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “ Tidak termasuk golongan kami orang yang merusak hubungan seorang wanita dengan suaminya.” (HR. Ahmad,2/397 dan Abu Daud, 2175 ).
دين الإسلام يغلق أبوابه أمام أي شخص أن يتدخل في الشؤون الداخلية لشخص آخر إلا لأغراض المصالحة (حفظ السلام) .Rasulullah صلى الله عليه قال Wasallam: "وباستثناء واحد منا الذين ينتهكون علاقة المرأة مع زوجها" (HR أحمد، 2/397 وأبو داود، 2175).

Allah sangat Membenci Perceraian.
ISLAM sangat Mengharamkan Perceraian. Oleh sebab itu Islam yang berarti Islah, senantiasa menyelenggarakan Islah atau Damai, agar Istri atau Suami kembali Rujuk bersama.

Islam sangat menghargai ikatan pernikahan dan menyebutnya sebagai “ Mitsaqan Ghalizhan ” (perjanjian yang kuat). Islam telah memberikan banyak jaminan kepada keluarga dan menancapkan banyak pilar untuk menjamin ketenangan dan sentosa nya. Wahai para suami dan istri ! Islam mensyari’atkan ikatan pernikahan agar bisa kekal bukan bubar, agar bisa kekal bukan putus, agar tercipta keserasian bukan perpecahan.
يا الأزواج والزوجات! الإسلام رسامة الزواج ليكون لم يتم كسر السندات الأبدية فوق، من أجل الأبدية بدلا من كسر حالا، من أجل خلق الانسجام بدلا من الخلاف.
وقد أعطى الإسلام ضمانات للأسرة، وأنشأ العديد من الركائز لضمان السلام والهدوء لها.
الإسلام نقدر تقديرا عاليا أواصر الزواج ويطلق عليه "Mitsaqan Ghalizhan" (اتفاق قوي).





















Sesungguhnya sepanjang masih bisa dipertemukan, seorang istri tidak boleh mengajukan gugatan cerai.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “ Wanita manapun menggugat cerai suaminya tanpa ada masalah yang berat, maka haram baginya menghirup aroma Surga.” (HR. Ahmad, 5/283, Abu Daud,2226, At-Tirmidzi, 1187, Al-Hakim, 2/200 dan Al-Baihaqi, 7/316 )
في الواقع، طالما أنها يمكن أن تتحقق، لا ينبغي أن رفعت الزوجة للطلاق.

قال النبي صلى الله عليه Wasallam: "أيما امرأة دعوى قضائية ضد زوجها للحصول على الطلاق من دون أي مشاكل خطيرة، يحظر عليه يستنشق رائحة الجنة" (HR أحمد، 5/283، وأبو داود، 2226، وفي الترمذي، 1187، الحكيم ، و آل البيهقي 2/200، 7/316)






Allah Ta’ala berfirman,

لَا تُخْرِجُوهُنَّ مِنْ بُيُوتِهِنَّ وَلَا يَخْرُجْنَ إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ

“Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang.” QS. Ath Thalaq: 1.

Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan,

وَقَوْلُهُ: {لَا تُخْرِجُوهُنَّ مِنْ بُيُوتِهِنَّ وَلا يَخْرُجْنَ} أَيْ: فِي مُدَّةِ الْعِدَّةِ لَهَا حَقُّ السُّكْنَى عَلَى الزَّوْجِ مَا دَامَتْ مُعْتَدَّةً مِنْهُ، فَلَيْسَ لِلرَّجُلِ أَنْ يُخْرِجَهَا، وَلَا يَجُوزَ لَهَا أَيْضًا الْخُرُوجُ لِأَنَّهَا مُعْتَقَلَةٌ (3) لِحَقِّ الزَّوْجِ أَيْضًا.

“Yaitu: dalam jangka waktu iddah, wanita mempunyai hak tinggal di rumah suaminya selama masih masa iddah dan tidak boleh bagi suaminya mengeluarkannya. Tidak bolehnya keluar dari rumah karena statusnya masih wanita yang ditalak dan masih ada hak suaminya juga (hak untuk merujuk).” [3]


Istri yang ditalak raj’iy berdosa jika keluar dari rumah suami

Al-Qurthubi rahimahullah menafsirkan,

: أي ليس للزوج أن يخرجها من مسكن النكاح ما دامت في العدة ولا يجوز لها الخروج أيضاً الحق الزوج إلا لضرورة ظاهرة؛ فإن خرجت أثمت ولا تنقطع العدة

“yaitu tidak boleh bagi suami mengeluarkan istrinya dari rumahnya selama masih masa iddah dan tidak boleh bagi wanita keluar juga karena (masih ada) hak suaminya kecuali pada keadaan darurat yang nyata. Jika sang istri keluar maka ia berdosa dan tidaklah terputus masa iddahnya.”[4]


Dalam fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah dijelaskan,

تأثم المعتدة من طلاق رجعي إذا خرجت من بيت مطلقها من غير إخراج لها ، إلا إذا دعت إلى خروجها ضرورة ، أو حاجة تبيح لها ذلك

“Mendapat dosa jika wanita yang ditalak raj’iy jika keluar dari rumah suaminya, asalkan tidak dikeluarkan (diusir). Kecuali jika ada keperluan darurat yang membolehkannya.”[5]


Semoga bisa menimbang kembali

Mengenai ayat,

لَا تَدْرِي لَعَلَّ اللَّهَ يُحْدِثُ بَعْدَ ذَلِكَ أَمْرًا

“Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru” (Ath- Thalaq: 1).


Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan,

أي: إنما أبقينا المطلقة في منزل الزوج في مدة العدة، لعل الزوج يندم على طلاقها ويخلق الله في قلبه رجعتها، فيكون ذلك أيسر وأسهل.

“Istri yang dicerai tetap diperintahkan untuk tinggal di rumah suami selama masa ‘iddahnya. Karena bisa jadi suami itu menyesali talak pada istrinya. Lalu Allah membuat hatinya untuk kembali rujuk. Jadilah hal itu mudah”.[6]

Masih ada salah kaprah di masyarakat kita, yaitu ketika seorang suami menjatuhkan talak ra’jiy atau menceraikan istrinya. Maka statusnya langsung bukan suami istri. Maka baru saja talak terjadi dan belum habis masa iddah, semua sudah dipisahkan. Istri langsung pulang ke rumah orang tua, barang-barang punya istri langsung diangkat dan harta langsung dipisahkan.

Syaikh Muhammad bin Shalih AL-‘Utsaimin rahimahullah berkata,

وما كان الناس عليه الآن من كون المرأة إذا طلقت طلاقاً رجعياً تنصرف إلى بيت أهلها فوراً ، هذا خطأ ومحرم

“Manusia pada saat ini (beranggapan) status istri jika ditalak dengan talak raj’iy (masih talak satu dan dua), maka istri langsung segera pulang ke rumah keluarganya. Ini adalah kesalahan dan diharamkan.”[1]

Talak satu dan dua masih bisa balik rujuk (talak raj’iy)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

لطَّلاقُ مَرَّتَانِ فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَانٍ

“Talak (yang dapat dirujuk) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang baik atau menceraikan dengan baik” (Al-Baqarah: 229)

Dan selama itu suami berhak merujuk kembali walaupun tanpa persetujuan istri.

Allah Ta’ala berfirman,

وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ ثَلَاثَةَ قُرُوءٍ وَلَا يَحِلُّ لَهُنَّ أَنْ يَكْتُمْنَ مَا خَلَقَ اللَّهُ فِي أَرْحَامِهِنَّ إِنْ كُنَّ يُؤْمِنَّ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَبُعُولَتُهُنَّ أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ فِي ذَلِكَ إِنْ أَرَادُوا إِصْلَاحًا

“Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru’ (masa ‘iddah). Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu (masa ‘iddah), jika mereka (para suami) menghendaki ishlah” (Al Baqarah: 228).

Jangan segera berpisah

Suami istri bahkan diperintahkan tetap tinggal satu rumah. Demikianlah ajaran islam, karena dengan demikian suami diharapkan bisa menimbang kembali dengan melihat istrinya yang tetap di rumah dan mengurus rumahnya.

Demikian juga istri diharapkan mau ber-islah karena melihat suami tetap memberi nafkah dan tempat tinggal.

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا النَّفَقَةُ وَالسُّكْنَى لِلْمَرْأَةِ إِذَاكَانَ لِزَوْجِهَا عَلَيْهَا الرَّجْعَةُ .

“Nafkah dan tempat tinggal adalah hak istri, jika suami memiliki hak rujuk kepadanya.”[2]

Allah Ta’ala berfirman,

لَا تُخْرِجُوهُنَّ مِنْ بُيُوتِهِنَّ وَلَا يَخْرُجْنَ إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ

“Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang.” QS. Ath Thalaq: 1.

Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan,

وَقَوْلُهُ: {لَا تُخْرِجُوهُنَّ مِنْ بُيُوتِهِنَّ وَلا يَخْرُجْنَ} أَيْ: فِي مُدَّةِ الْعِدَّةِ لَهَا حَقُّ السُّكْنَى عَلَى الزَّوْجِ مَا دَامَتْ مُعْتَدَّةً مِنْهُ، فَلَيْسَ لِلرَّجُلِ أَنْ يُخْرِجَهَا، وَلَا يَجُوزَ لَهَا أَيْضًا الْخُرُوجُ لِأَنَّهَا مُعْتَقَلَةٌ (3) لِحَقِّ الزَّوْجِ أَيْضًا.

“Yaitu: dalam jangka waktu iddah, wanita mempunyai hak tinggal di rumah suaminya selama masih masa iddah dan tidak boleh bagi suaminya mengeluarkannya. Tidak bolehnya keluar dari rumah karena statusnya masih wanita yang ditalak dan masih ada hak suaminya juga (hak untuk merujuk).” [3]


Istri yang ditalak raj’iy berdosa jika keluar dari rumah suami

Al-Qurthubi rahimahullah menafsirkan,

: أي ليس للزوج أن يخرجها من مسكن النكاح ما دامت في العدة ولا يجوز لها الخروج أيضاً الحق الزوج إلا لضرورة ظاهرة؛ فإن خرجت أثمت ولا تنقطع العدة

“yaitu tidak boleh bagi suami mengeluarkan istrinya dari rumahnya selama masih masa iddah dan tidak boleh bagi wanita keluar juga karena (masih ada) hak suaminya kecuali pada keadaan darurat yang nyata. Jika sang istri keluar maka ia berdosa dan tidaklah terputus masa iddahnya.”[4]


Dalam fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah dijelaskan,

تأثم المعتدة من طلاق رجعي إذا خرجت من بيت مطلقها من غير إخراج لها ، إلا إذا دعت إلى خروجها ضرورة ، أو حاجة تبيح لها ذلك

“Mendapat dosa jika wanita yang ditalak raj’iy jika keluar dari rumah suaminya, asalkan tidak dikeluarkan (diusir). Kecuali jika ada keperluan darurat yang membolehkannya.”[5]


Semoga bisa menimbang kembali

Mengenai ayat,

لَا تَدْرِي لَعَلَّ اللَّهَ يُحْدِثُ بَعْدَ ذَلِكَ أَمْرًا

“Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru” (Ath- Thalaq: 1).


Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan,

أي: إنما أبقينا المطلقة في منزل الزوج في مدة العدة، لعل الزوج يندم على طلاقها ويخلق الله في قلبه رجعتها، فيكون ذلك أيسر وأسهل.

“Istri yang dicerai tetap diperintahkan untuk tinggal di rumah suami selama masa ‘iddahnya. Karena bisa jadi suami itu menyesali talak pada istrinya. Lalu Allah membuat hatinya untuk kembali rujuk. Jadilah hal itu mudah”.[6]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact for: Album Order, Concert, Gig, Seminar, Workshop, Music School Franchise, Music Producer

Nama

Email *

Pesan *

Mengenai KING JAZZ (Bayu Wirawan)

Foto saya
JAKARTA, BANDUNG, PURWOKERTO, DENPASAR, JAYAPURA, JAKARTA, BANDUNG, PURWOKERTO, BALI, JAYAPURA, Indonesia
I Am a Human with Universal Talents, Entrepreneur in so Many Fields; Film and Musics Producers, Song Writer,Composer,Arranger, Audio Engineer, Jazz Pianist, Music Lecture, Music School, Recording Studio, KING JAZZ RECORD Productions, BMS RECORD, INDONESIAN RECORD, Computer Programmer, Networking Business Management, Web Developer, Psychologist, Mind Reader, Spiritual Healing, Mental Therapist, Psychic... God Too Much ... ;-) I'm Gemini Man ;-)