MATERI WORKSHOP PROGRAM PASCA SARJANA ISI PADANG PANJANG;
"CARA MELAHIRKAN KEKUATAN LOCAL GENIUS" Oleh: Dr.Edu, Dr.Mus, Dr.Hc. BAYU WIRAWAN, M.Mus, M.Art, B.Mus
JUM'AT PAGI, TANGGAL 04 OKTOBER 2013, "KING JAZZ" (BAYU WIRAWAN) AKAN MEMBERIKAN WORKSHOP "PENCIPTAAN" DAN "PENGKAJIAN" SELAMA 3 JAM, PADA FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN - SEMUA PRODI - PROGRAM PASCA SARJANA - S2 (STRATA 2) - ISI PADANG PANJANG (INSTITUTE SENI INDONESIA PADANG PANJANG)"CARA MELAHIRKAN KEKUATAN LOCAL GENIUS" Oleh: Dr.Edu, Dr.Mus, Dr.Hc. BAYU WIRAWAN, M.Mus, M.Art, B.Mus
----------------------------------------------------------------------
KING JAZZ (BAYU WIRAWAN) JUGA MEMBERIKAN SEMINAR INTERNATIONAL SENI PERTUNJUKAN (ART PERFORMANCE) @PASCA SARJANA - ISI PADANG PANJANG.
Oleh: Dr.Edu,
Dr.Mus, Dr.Hc. BAYU WIRAWAN, M.Mus, M.Art, B.Mus
- No. Telp (H.P): 0838 6242
6203
- E-mail: bayuwirawan71@gmail.com
- Facebook: KING JAZZ (Bayu
Wirawan),
- Facebook: "KING
JAZZ", "KING JAZZ MASTERPIECE", "KING JAZZ
RECORD"
- Twitter: "KING
JAZZ RECORD"
- Music Albums - FreeDownload:
http://kingjazz.mymusicstream.com/
- Blog:
http://kingjazzmaestro.blogspot.com
I. ACADEMY
PROFILE
A. APPRECIATION
1. SELF
TALK
2. SELF
IMAGE
3. SELF
ESTEEM
B. INTEGRATED
PERSONALITY
1. ETHICS
2. AESTHETICS
3. PUBLISHER
C. SOCIAL
INTEGRITY
II.
REASONING SYSTEM
A. INDUKTIF
Penalaran Induktif Adalah Proses Penalaran Untuk Menarik
Kesimpulan Berupa Prinsip Atau Sikap Yang Berlaku Umum Berdasarkan Fakta –
Fakta Yang Bersifat Khusus, Prosesnya Disebut Induksi. Penalaran Induktif
Tekait Dengan Empirisme. Secara Impirisme, Ilmu Memisahkan Antara Semua
Pengetahuan Yang Sesuai Fakta Dan Yang Tidak. Sebelum Teruji Secara Empiris,
Semua Penjelasan Yang Diajukan Hanyalah Bersifat Sementara. Penalaran Induktif
Ini Berpangkal Pada Empiris Untuk Menyusun Suatu Penjelasan Umum, Teori Atau
Kaedah Yang Berlaku Umum.
1. GENERALISASI
Macam-Macam Penalaran Induktif Diantaranya :
1. Generalisasi
Generalisasi Adalah Pernyataan Yang Berlaku Umum Untuk
Semua Atau Sebagian Besar Gejala Yang Diminati Generalisasi Mencakup Ciri –
Ciri Esensial, Bukan Rincian. Dalam Pengembangan Karangan, Generalisasi
Dibuktikan Dengan Fakta, Contoh, Data Statistik, Dan Lain-Lain.
Contoh Generalisasi Adalah Setelah Di Adakan Peninjauan
Dan Penelitian Lebih Seksama, Ternyata Di Kawasan Bandung Terdapat Sekurang –
Kurangnya Lima Buah Obyek Wisata. Di Kawasan Garu Tempat Obyek Wisata, Di
Kawasan Tasikmalaya Dan Ciamis Terdapat Sekurang – Kurangnya Enam Buah Obyek
Wisata. Di Daerah Lain Seperti Suka Bumi, Banten, Danyang Lainnya Juga Terdapat
Obyek Wisata. Dapat Di Katakan Bahwa Daerah Jawa Baratmemang Kaya Dengan Obyek Wisata.
Macam-Macam Generalisasi:
A. Generalisasi Sempurna
Adalah Generalisasi Dimana Seluruh Fenomena Yang Menjadi
Dasar Penimpulan Diselidiki. Generalisasi Macam Ini Memberikan Kesimpilan Amat
Kuat Dan Tidak Dapat Diserang. Tetapi Tetap Saja Yang Belum Diselidiki.
B. Generalisasi Tidak Sempurna
Adalah Generalisasi Berdasarkan Sebagian Fenomena Untuk
Mendapatkan Kesimpulan Yang Berlaku Bagi Fenomena Sejenis Yang Belum
Diselidiki.
B. DEDUKTIF
PROSES PENALARAN: SILOGISME & ENTIMEM
SILOGISME
Deduktif Merupakan Salah Satu Teknik Untuk Mengambil
Simpulan Dalam Sebuah Karangan. Sebenarnya Jenis Silogisme Banyak, Tetapi Yang
Dibahas Di Sini Hanya Satu Jenis, Yaitu Silogisme Golongan Ada Yang
Mengistilahkan Silogisme Kategorial.
Dalam Silogisme Terdapat Dua Premis Dan Satu Simpulan.
Premis Merupakan Pernyataan Yang Dijadikan Dasar Untuk Menarik Simpulan. Kedua
Premis Itu Adalah Premis Umum (Premis Mayor) Dan Premis Khusus (Premis Minor).
Premis Umum (Pu) : Berisi
Pernyataan Yang Menyatakan Semua Anggota Kelompok Atau Kumoulan
Sesuatu
Yang Memiliki Sifat Atau Ciri Tertentu.
Premis Khusus (Pk) : Menyatakan
Seseorang Atau Sesuatu Anggota Kelompok Atau Kumpulan Sesuatu Itu
Simpulan
(P)
: Menyatakan Seseorang Atau Sesuatu Anggota Kelompok Sesuatu Itu Memiliki Sifat
Atau
Ciri
Tertentu.
Jika Ketentuan-Ketentuan Di Atas Dibuat Rumus Akan
Menjadi:
Pu : Semua A = B
Pk : Semua C = A
S :
Semua C = B
Contoh I:
Pu : Semua Profesor
Pandai.
Pk : Pak Adit Adalah
Profesor.
S :
Pak Adit Pasti Orang Pandai.
Keterangan:
Semua
A : Kelompok Atau Kumpulan
Sesuatu
Itu = Semua Profesor
B : Kelompok Sesuatu Itu
Memiliki Sifat Atau Ciri
Tertentu = Pandai
C : Seseorang Atau Sesuatu
Anggota Kelompok
Itu = Pak Adit
Contoh Ii:
Pu : Binatang
Menyusui Melahirkan Anak Dan Tidak Bertelur.
Pk : Kerbau Binatang
Menyusui.
S :
Kerbau Melahirkan Anak Dan Tidak Bertelur.
Catatan: Kata “Semua” Dapat Tidak Disebutkan Atau Dapat
Juga Diganti Dengan Kata “Setiap” Atau “Tiap-Tiap”
Contoh Iii:
Pu : Setiap Orang
Asing Harus Memiliki Izin Kerja, Jika Ingin Bekerja Di Indonesia.
Pk : Peter White Itu
Orang Asing.
S :
Jadi, Peter White Harus Memiliki Izin Kerja Jika Ingin Bekerja Di Indonesia.
Silogisme Negatif
Jika Salah Satu Premis Dalam Silogisme Bersifat
Simpulannya Pun Akan Bersifat Negatif Pula. Biasanya Pernyataan Negatif
Digunakan Kata “Tidak”, “Tak”
Contoh I:
Pu : Semua Penderita
Penyakit Gula Tidak Boleh Banyak Makan Makanan Berepung
Pk : Pak Badu Penderita
Penyakit Gula
S :
Jadi, Pak Badu Tidak Boleh Banyak Makan Makanan Bertepung
ENTIMEM
Entimem Adalah Silogisme Yang Diperpendek. Entimen Tidak
Peerlu Menyebutkan Premis Umum, Tetapi Langsung Mengetengahkan Simpulan Dengan
Premis Khusus Yang Menjadi Penyebabnya.
Rumus Entimem : C = B, Karena C = A
Contoh :
Silogisme :
Pu : Pegawai Yang
Baik Tidak Mau Menerima Suap.
Pk : Ali Pegawai Yang
Baik.
S :
Ali Tidak Mau Menerima Suap.
Entimem
Ali Tidak Mau Menerima Suap, Karena Ia Pegawai Yang Baik.
Penjelasan:
C = Ali
;Ia
B = Tidak
Mau Menerima Suap
A =
Pegawai Yang Baik
C = B, Karena C = A
Contoh Di Atas Silogisme Yang Dijadikan Entimen. Jika
Entimen Dapat Dikembalikan Menjadi Silogisme
Contoh :
Entimem :
Badu Harus Bekerja Keras, Karena Ia Orang Yang Ingin
Sukses.
C : Badu
B : Harus
Bekerja Keras
A : Orang
Yang Ingin Sukses
Silogisme :
Pu : Semua Orang Yang
Ingin Sukses Harus Bekerja
Keras.
Pk : Badu Orang Yang
Ingin Sukses.
S :
Maka, Badu Harus Bekerja Keras.
III.
MULTIPLE INTELLIGENCE
"
KONSEP KECERDASAN MAJEMUK MENURUT HOWARD GARDNER "
Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence Atau Mi)
Merupakan Istilah Yang Relatif Baru Yang Dikenalkan Oleh Howard Gardner.
Jasmine (2007: 5) Menjelaskan Bahwa “Teori Tentang Kecerdasan Majemuk (Km)
Adalah Salah Satu Perkembangan Paling Penting Dan Paling Menjanjikan Dalam
Pendidikan Dewasa Ini”. Teori Km Didasarkan Atas Karya Howard Gardner, Pakar
Psikologi Perkembangan, Yang Berupaya Menciptakan Teori Baru Tentang
Pengetahuan Sebagai Bagian Dari Karyanya Di Universitas Harvard. Gardner
Berkenaan Dengan Teori Tersebut, Yaitu Frame Of Mind (1983) Menjelaskan Ada
Delapan Macam [Sekarang Sembilan] Kecerdasan Manusia Yang Meliputi Bahasa
(Linguistic), Musik (Musical), Logika- Matematika (Logical-Mathematical),
Spasial (Spatial), Kinestetis-Tubuh (Bodily- Kinesthetic), Intrapersonal
(Intrapersonal), Interpersonal (Interpersonal), Dan Naturalis (Naturalits).
Berikut Ini Dijelaskan Secara Ringkas Satu Persatu Dari Bentuk-Bentuk
Kecerdasan Yang Dimaksud Oleh Gardner.
1) Kecerdasan Bahasa (Linguistic Intelligence)
Kecerdasan Bahasa Erat Hubungannya Dengan Keterampilan
Orang Dalam Menguasai Bahasa Tulisan Dan Lisan. Shearer (2004: 4) Menjelaskan
Bahwa “Ciri Utama Dari Kecerdasan Bahasa Meliputi Kemampuan Menggunakan
Kata-Kata Secara Efektif Dalam Membaca, Menulis, Dan Berbicara. Keterampilan
Berbahasa Penting Sekali Untuk Memberikan Berbagai Penjelasan, Deskripsi, Dan Ungkapan
Ekspresif”. Banyak Orang Dengan Kecerdasan Bahasa Yang Menonjol Mempunyai
Kemampuan Dalam Bersyair, Atau Gaya Menulis Yang Kaya Ekspresi (Gardner, 2003).
Gardner Percaya Para Penyair Dan Penulis Berbakat Mempunyai Pemahaman Yang Kuat
Tentang Semantik (Arti Kata-Kata), Fonologi (Bunyi Bahasa), Pragmatik
(Penggunaan Bahasa), Dan Sintaksis (Kaidah Bahasa) Dalam Menggunakan Kata-Kata
Dan Gagasan Uniknya.
Komponen Lain Dari Kecerdasan Bahasa Adalah Memori Lisan
(Verbal Memory). Gardner (2003) Menjelaskan Bahwa “Kemampuan Untuk Mengingat
Informasi Seperti Daftar-Daftar Lisan Yang Panjang Merupakan Bentuk Lain Dari
Kecerdasan Bahasa”. Oleh Karena Kekuatan Memori Lisan, Maka Mengingat Dan
Mengulangi Kata-Kata Yang Panjang Menjadi Mudah Bagi Orang Dengan Kecerdasan
Bahasa Yang Menonjol. Bagi Orang Yang Kuat Memori Lisannya Maka Gagasan
Mengalir Dengan Konstan Hal Ini Disebabkan Mereka Mempunyai Banyak Kata-Kata Di
Dalam Memori Lisannya. Tanpa Menghiraukan Bagian Khusus Dari Kekuatan Memori
Lisan, Penekanan Terjadi Baik Pada Bahasa Tulis Maupun Bahasa Lisan Dalam
Kecerdasan Bahasa (Gardner, 2003).
2) Kecerdasan Musik (Musical Intelligence)
Kecerdasan Yang Muncul Lebih Awal Pada Manusia Dibanding
Kecerdasan Lain Adalah Bakat Musik. Shearer (2004 : 4) Menjelaskan Bahwa
“Kecerdasan Musikal Meliputi Kepekaan Terhadap Tangga Nada, Irama, Dan Warna
Bunyi (Kualitas Suara) Serta Aspek Emosional Akan Bunyi Yang Berhubungan Dengan
Bagian Fungsional Dari Apresiasi Musik, Bernyanyi, Dan Memainkan Alat Musik”.
Agar Dapat Dikatakan Menonjol Pada Kecerdasan Musik Maka Seseorang Harus
Mempunyai Kemampuan Auditorial Dengan Baik (Gardner, 2003). Kemampuan
Auditorial Tidak Hanya Menjadikan Seseorang Mampu Mendengar Dan Merangkai Musik
Saja, Juga Seseorang Mampu Mengingat Pengalaman Bermusik. Gardner (2003 : 102)
Juga Menjelaskan Bahwa “Kemampuan Bermusik Berhubungan Dengan Memori Suara.
Sekian Persen Dari Apa Yang Didengar Seseorang Akan Masuk Dalam Alam Bawah
Sadarnya Dan Menjadi Bagian Pokok Dari Daya Ingatnya”. Musik Sering Dimasukkan
Dalam Ranah Kecerdasan Karena Merupakan Komponen Memori. Pesinetron Dan
Pengarang Lagu Adalah Contoh Orang-Orang Yang Memiliki Kecerdasan Musik Yang
Menonjol.
3) Kecerdasan Logika-Matematika (Logical-Mathematical
Intelligence)
Bentuk Lain Dari Kecerdasan Manusia Adalah Kecerdasan
Logika-Matematika. Shearer (2004: 4) Menyatakan Bahwa “Kecerdasan
Logika-Matematika Meliputi Keterampilan Berhitung Juga Berpikir Logis Dan
Keterampilan Pemecahan Masalah”. Matematikawan Bukanlah Satu-Satunya Ciri Orang
Yang Menonjol Dalam Kecerdasan Logika- Matematika. Siapapun Yang Dapat
Menunjukkan Kemampuan Berhitung Dengan Cepat, Menaksir, Melengkapi Permasalahan
Aritmetika, Memahami Atau Membuat Alasan Tentang Hubungan-Hubungan Antar Angka,
Menyelesaikan Pola Atau Melengkapi Irama Bilangan, Dan Membaca Penanggalan Atau
Sistem Notasi Lain Sudah Merupakan Ciri Menonjol Dari Kecerdasan Logika-
Matematika (Gardner, 2003).
4) Kecerdasan Visual-Spasial (Visual-Spatial
Intelligence)
Kecerdasan Ruang Kadang-Kadang Disebut Juga Dengan
Kecerdasan Visual-Spasial. Kecerdasan Ini Meliputi Kemampuan-Kemampuan Untuk
Merepresentasikan Dunia Melalui Gambaran-Gambaran Mental Dan Ungkapan Artistik
(Shearer, 2004). Gardner (2003 : 173) Mengakui Bahwa “Pusat Bagi Kecerdasan
Ruang Adalah Kapasitas Untuk Merasakan Dunia Visual Secara Akurat, Untuk
Melakukan Transformasi Dan Modifikasi Terhadap Persepsi Awal Atas Pengelihatan,
Dan Mampu Menciptakan Kembali Aspek Dari Pengalaman Visual, Bahkan Sampai Pada
Ketidakhadiran Dari Stimulus Fisik Yang Berhubungan Dengan Pengalaman
Visualnya”. Ada Banyak Profesi Atau Ciri Orang Yang Memerlukan Kecerdasan Ruang
Seperti, Seorang Pelaut Memerlukan Kemampuan Untuk Mengemudikan Perahunya
Dengan Bantuan Peta; Seorang Arsitek Dapat Memanfaatkan Sepetak Ruang Untuk
Membuat Bangunan, Dan Seorang Gelandang Harus Mampu Memperkirakan Seberapa Jauh
Penyerang Dapat Menerima Operan Bola (Checkley, 1997). Kecerdasan
Visual-Spasial Berhubungan Dengan Objek Dan Ruang Yang Dihadapi Dalam Kehidupan
Sehari-Hari.
5) Kecerdasan Kinestetik-Tubuh (Bodily-Kinesthetic
Intelligence)
Suatu Kecerdasan Yang Sangat Aktif Yang Dianugrahkan Pada
Manusia Adalah Kecerdasan Kinestetik-Tubuh. Shearer (2004: 5) Menjelaskan Bahwa
“Kecerdasan Kinestetik Menyoroti Kemampuan Untuk Menggunakan Seluruh Badan
(Atau Bagian Dari Badan) Dalam Membedakan Berbagai Cara Baik Untuk Ekspresi
Gerak (Tarian, Akting) Maupun Aktivitas Bertujuan (Atletik)”. Penari Dan
Perenang Merupakan Contoh Dalam Mengembangkan Penguasaan Gerak Badan Mereka
Sesuai Gerakan Khusus. Ada Juga Kemampuan Menggerakkan Objek Dengan Gerakan
Kompleks, Seperti Pemain Basebal Dan Pemain Musik. Semua Orang Dengan
Kecerdasan Kinestetik-Tubuh Yang Menonjol Mampu Menggunakan Otot-Ototnya Untuk
Mengendalikan Gerak Badannya, Memiliki Koordinasi Tangan-Mata, Dan Mampu
Menggerakkan Objek Untuk Melengkapi Sejumlah Gerak Kompleks Atau Mengatur
Sebuah Pesan (Gardner, 1983).
6) Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)
Ada Dua Kecerdasan Yang Berhubungan Dengan Perasaan Diri
Sendiri. Pertama Kecerdasan Pribadi Yang Berhubungan Dengan Aspek Internal Dari
Seseorang. Hal Itu Disebut Dengan Kecerdasan Intrapersonal. Shearer (2004: 6)
Menjelaskan Bahwa “Fungsi Penting Dari Kecerdasan Intrapersonal Ialah Meliputi
Penilaian-Diri Yang Akurat, Penentuan Tujuan, Memahami-Diri Atau Instropeksi,
Dan Mengatur Emosi Diri. Jika Seseorang Sudah Memiliki Kecerdasan Intrapersonal
Yang Kuat Maka Ia Mampu Memahami Dirinya Sebagai Pribadi, Apakah Menyangkut
Potensi Dirinya, Bagaimana Ia Mereaksi Terhadap Berbagai Hal, Dan Apa Yang
Menjadi Cita-Citanya (Checkley, 1997). Dengan Kecerdasan Intrapersonal Yang
Baik Diharapkan Setiap Orang Mampu Membuat Keputusan Dan Menentukan Perilakunya
Tanpa Harus Selalu Diarahkan Dari Orang Lain.
7) Kecerdasan Interpesonal (Interpersonal Intelligence)
Kecerdasan Kedua Yang Berhubungan Dengan Orang Dan
Pemahaman Terhadap Diri Sendiri Merupakan Hubungan Interpersonal. Kecerdasan
Interpersonal, Sebagai Sisi Lain Dari Kecerdasan Intrapersonal, Sangat
Berhubungan Dengan Kemampuan Untuk Memahami Orang Lain. Shearer (2004: 6)
Menyatakan Bahwa “Kecerdasan Interpersonal Mendorong Keberhasilan Seseorang
Dalam Mengatur Hubungan Antar Individu. Dua Keterampilan Pokok Itu Merupakan
Kemampuan Untuk Mengenali Dan Menerima Perbedaan Antar Individu Dan Kemampuan
Untuk Mengenali Emosi, Suasana Hati, Perspektif, Dan Motivasi Orang”. Contoh
Profesi Yang Pekerjaan Sehari- Harinya Berhadapan Dengan Orang, Seperti Guru,
Dokter, Polisi, Atau Pedagang Perlu Lebih Trampil Dalam Kecerdasan
Interpersonal Supaya Lebih Berhasil Di Tempat Kerja (Checkley, 1997). Namun Hal
Itu Jauh Lebih Sulit Bagi Beberapa Orang Yang Bekerja Bersama Orang Lain Di
Mana Mereka Tidak Bisa Memahami Atau Dengan Siapa Mereka Tidak Bisa
Berhubungan.
8) Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence)
Lama Sekali Setelah Gardner Menulis Bukunya, Frames Of
Mind, Ia Menemukan Bentuk Kecerdasan Yang Lain. Bentuk Kecerdasan Kedelapan
Yang Dimaksud Oleh Gardner Adalah Kecerdasan Naturalis. Shearer (2004: 6)
Menjelaskan Bahwa “Orang Yang Menonjol Dalam Kecerdasan Naturalis Menunjukkan
Rasa Empati, Pengenalan, Dan Pemahaman Tentang Kehidupan Dan Alam (Tanaman,
Hewan, Geologi)”. Ada Banyak Bidang Pekerjaan Yang Menghendaki Bakat Naturalis,
Seperti Petani, Ilmuwan, Ahli Tanah, Dan Orang Yang Berciri Khas Mengamati
Perilaku Alam (Shearer, 2004). Walaupun Ada Banyak Bidang Pekerjaan Yang
Memerlukan Kekuatan Kecerdasan Naturalis, Banyak Orang Dapat Memiliki Kekuatan
Kecerdasan Naturalis Dengan Pemahaman Sederhana Dan Memahami Hakikat Alam.
Sejak Buku Gardner Diterbitkan Tahun 1983, Para Pendidik
Telah Mendiskusikan Dengan Antusias Cara Mempertimbangkan Pengunaan Berbagai Km
Di Dalam Kelas (Osburg, 1995). Dengan Mengadopsi Penggunaan Dari Km Di Dalam
Kelas, Dan Guru Memiliki Perspektif Km Pada Materi Pelajaran, Maka Guru Dapat
Melihat Adanya Satu Perbedaan Dalam Gaya Mengajar Mereka, Kurikulum Sebagai
Suatu Keseluruhan, Dan Organisasi Kelas (Shearer, 2004). Ketika Guru Dapat
Benar-Benar Memandang Perbedaan Dalam Intelektual Manusia, Mereka Akan Mempunyai
Cara- Cara Efektif Untuk Mendidik Para Siswa Di Dalam Kelas (Gardner, 2003).
Menggunakan Km Dalam Pembelajaran Merupakan Satu Alat Efektif Yang Dapat
Membantu Mencapai Tujuan Pendidikan (Hopper Dan Hurray, 2000). Karena Ada
Delapan Kompetensi Intelektual Di Dalam Otak, Maka Guru Dapat Menyertakan
Beberapa Cara Baru Dan Berbeda Tentang Pendekatan Tugas Yang Menggunakan Satu
Atau Lebih Dari Kombinasi Km.
IV.
VISUAL MIND SET = SUPER GENIUS CREATIVE
THINKER
8 STRATEGI BERPIKIR PARA JENIUS
Berikut Ini Uraian Singkat Mengenai Stategi-Strategi Yang
Umumnya Merupakan Gaya Berpikir Dari Para Jenius Yang Kreatif Dalam Ilmu
Pengetahun, Seni, Dan Industri, Sampai Sejarah.
1. Jenius Melihat Masalah Dari Berbagai Sudut
Pandang/Multi Perspectives
Jenius Kadang-Kadang Menemukan Perspektif Baru Yang Tidak
Terpikirkan Oleh Orang Lain. Leonardo Da Vinci Percaya Bahwa, Untuk Memperoleh
Pengetahuan Mengenai Bentuk Suatu Masalah, Anda Harus Mulai Dengan Mempelajari
Bagaimana Merestrukturisasikan Masalah Itu Dengan Berbagai Macam Cara. Ia
Merasa Bahwa Cara Pertama Ketika Ia Melihat Suatu Masalah, Sangat Bias Terhadap
Cara Yang Biasanya Digunakan Olehnya Dalam Melihat Hal-Hal Yang Ada. Ia Akan
Merestrukturisasikan Masalahnya Dengan Melihat Masalah Itu Dari Satu Perspektif
Dan Bergerak Ke Prespektif Yang Lain Dan Yang Lain Lagi. Dengan Setiap
Pergerakan, Pengertiannya Akan Bertambah Dalam Dan Akan Mulai Mengerti Inti
Persoalannya. Toeri Relativitas Einstein, Pada Intinya, Merupakan Perjalanan
Dari Interaksi Antara Perspektif-Perspektif Yang Berbeda. Metode Analitik Freud
Didesain Untuk Menemukan Detail- Detail Yang Tidak Cocok Dengan
Perspektif-Perspektif Tradisional, Dengan Tujuan Untuk Menemukan Pendirian Baru
Yang Lengkap. Untuk Menyelesaikan Masalah Secara Kreatif, Pemikir Harus Meninggalkan
Pendekatan Awal, Yang Berasal Dari Pengalaman Yang Lalu, Dan Mengkonsep Ulang
Masalah. Dengan Tidak Menempatkan Pada Satu Perspektif, Jenius Tidak Hanya
Menyelesaikan Masalah Yang Ada, Seperti Menemukan Suatu Lingkungan Yang
Bersahabat Dan Hangat. Mereka Mengenal Sesuatu Yang Lain.
2. Para Jenius Berpikiran Tajam/Gambaran Visualisasi
Asosiatif Tergambar Jelas
Ledakan Kreativitas Pada Renaissance Sangat Terikat Pada
Perekaman Dan Penyampaian Pengetahuan Yang Sangat Banyak Dalam Hal Melukis,
Grafik Dan Diagram, Seperti Pada Diagram Yang Terkenal Dari Da Vinci Dan
Galileo. Revolusi Ilmu Pengetahuan Galileo Dengan Mengemukakan Pemikiran Yang
Tajam Tentang Penggunaan Grafik, Sedangkan Orang-Orang Yang Sezamannya Hanya
Menggunakan Pemikiran Secara Matematis Dan Secara Lisan. Sekali Para Jenius
Mendapatkan Fasilitas Untuk Menyampaikan Pendapatnya Secara Lisan, Tampaknya
Mereka Akan Mengembangkan Keterampilannya Berpikir Yang Tajam Dan Kemampuan
Berpikir Sebatas Ruang/Tempat, Yang Memberikan Kepada Mereka Fleksibilitas
Untuk Menampilkan Penjelasan Dengan Berbagai Cara. Bila Einstein Berpikir
Melalui Suatu Masalah, Ia Selalu Menemukan Bahwa Perlu Merumuskan Pokok Masalah
Melalui Berbagai Macam Cara, Sebanyak Mungkin, Termasuk Menggunakan Diagram. Ia
Mempunyai Pemikiran Yang Tajam; Ia Berpikir Dengan Menggunakan Ketentuan-
Ketentuan Yang Tajam Dan Dalam Bentuk Ruang, Daripada Berpikir Secara Murni
Matematis Atau Secara Lisan. Kenyataannya Einstein Percaya Bahwa Kata-Kata Dan
Angka-Angka, Seperti Sebagaimana Itu Dituliskan Dan Disebutkan, Tidak Akan
Memainkan Peran Secara Signifikan Dalam Proses Berpikir Seseorang.
3. Para Jenius Semangat Produktif .
Karakteristik Yang Berbeda Dari Jenius Adalah
Produktivitas Dalam Jumlah Besar. Thomas Edison Memegang 1093 Hak Paten, Tetap
Merupakan Rekor. Ia Memberikan Garansi Produktivitas Dengan Memberikan Dirinya
Dan Asistennya Bagian-Bagian Gagasan. Bagian Pribadi Yang Dimiliki Edison
Merupakan Satu Penemuan Kecil Setiap Sepuluh Hari Dan Suatu Penemuan Besar
Setiap Enam Bulan. Bach Menulis Kantata Setiap Minggu, Meski Pada Saat Ia Sakit
Dan Merasa Lelah. Mozart Memproduksi Lebih Dari 600 Buah Musik. Einstein Sangat
Terkenal Paling Baik Dengan Makalahnya Mengenai Teori Relativitas, Tetapi Ia
Juga Memproduksi 248 Makalah Lainnya. Sebuah Penelitian Mengenai 2036 Ilmuan Di
Sepanjang Sejarah, Dein Keith Simionton Dari Universitas California Di Davis
Menemukan Bahwa Ternyata Yang Diproduksi Pakar-Pakar Besar Bukan Hanya
Menghasilkan Kinerja- Kinerja Besar, Namun Juga Kinerja-Kinerja Yang
"Buruk". Dari Begitu Banyak Kinerja Yang Mereka Hasilkan, Kualitas
Bisa Berbeda-Beda.
4. Para Jenius Membuat Kombinasi-Kombinasi Baru
Pada Buku Karangan Simonton, "Sientific Genius"
(1989), Simonton Menuliskan Bahwa Para Jenius Senantiasa Menciptakan
Kombinasi-Kombinasi Pemikiran Yang Baru. Berbeda Dengan Pengarang Berbakat Pada
Umumnya. Seperti Anak-Anak Yang Membangun Bangunan Dari Balokbalok Mainan,
Seorang Jenius Secara Konstan Mengkombinasikan Dan Mengkombinasikan Ulang
Ide-Ide/Gagasan-Gagasan, Image-Image Dan Pemikiran-Pemikiran Ke Dalam
Kombinasi-Kombinasi Yang Berbeda Dalam Alam Sadar Dan Alam Di Bawah Sadar
Mereka. Menurut Konsep Persamaan Einstein, E = Mc2. Einstein Tidak Menemukan Konsep Mengenai
Energi, Massa Atau Kecepatan Cahaya. Namun Dengan Mengkombinasikan
Konsep-Konsep Ini Dengan Cara Baru, Ia Dapat Melihat Ke Dunia Yang Sama Seperti
Siapa Pun Juga Dan Melihat Sesuatu Yang Berbeda. Hukum Pengembangbiakan Yang
Mendasari Ilmu Pengetahun Modern Mengenai Genetika Berasal Dari Biarawan
Austria Gregor Mendel, Yang Mengkombinasikan Matematika Dengan Biologi Untuk
Menciptakan Ilmu Pengetahuan Baru.
5. Para Jenius Menekankan Hubungan Antar … – Relationship,
Asosiatif
Da Vinci Menekankan Suatu Hubungan Antara Suara Sebuah
Lonceng Dengan Sebuah Batu Yang Dilemparkan Ke Air. Ini Membuat Ia Mengerti
Bahwa Ada Hubungan Antara Suara Dan Gelembung. Pada Tahun 1865, F. A. Kekule
Mengkhayalkan Bentuk Sebuah Cincin Seperti Molekul Benzone Dengan Memimpikan
Seekor Ular Yang Sedang Menggigit Ekornya. Samuel Morse Mengalami Jalan Buntu
Ketika Akan Menampilkan Bagaimana Memproduksi Sinyal Telegrafik Yang Cukup Kuat
Untuk Dikirimkan Dari Pantai Ke Pantai. Pada Suatu Hari Ia Melihat Kuda-Kuda
Yang Terikat Sedang Ditukar Di Suatu Stasiun Relay Dan Menginspirasikan
Kepadanya Suatu Hubungan Antara Stasiun Relay Untuk Kuda- Kuda Dengan
Sinyal-Sinyal Yang Kuat. Hasilnya Adalah Memberikan Sinyal Secara Periodik
Dengan Kekuatan Dorongan.
6. Para Jenius Berpikir Berlawanan/Kebalikannya
Ahli Fisika Dan Filsafat David Bohm Percaya Bahwa Jenius
Dapat Memikirkan Pemikiran-Pemikiran Yang Berbeda Sebab Dapat Mentoleransikan
Dua Perasaan Yang Bertentangan, Antara Dua Hal Yang Berlawanan Atau Dua Hal
Yang Tidak Sesuai.
Albert Rothenberg, Seorang Peneliti Proses Kreatif,
Mengidentifikasikan Kemampuan Ini Dengan Berbagai Variasi Pada Para Jenius -
Termasuk Einstein, Mozart, Edison, Pasteur, Conrad, Dan Picasso - Dalam Bukunya
" The Emerging Godless: The Creative Process In Art, Science And Other
Field." Ahli Fisika Niels Bohm Percaya Bahwa Apabila Anda Bertahan Pada
Pengertian Yang Berlawanan Secara Bersama-Sama, Maka Anda Menggantungkan
Pikiran Anda Bergerak Ke Tingkatan Yang Baru. Penggantungan Pikiran Menyebabkan
Kecerdasan Di Luar Pikiran Untuk Bertindak Dan Menciptakan Format Baru. Putaran
Dari Pemikiran Yang Bertentangan Menciptakan Kondisi Sebagai Suatu Pendirian
Yang Baru. Penemuan Thomas Edison Tentang Sistem Tenaga Listrik Diawali Dengan
Tindakan Mengkombinasikan Kawat Pada Kontak Paralel Dengan Kawat Pijar Yang
Bertegangan Tinggi Dalam Bola Lampu - Suatu Hal Yang Mustahil Bagi Pemikir-
Pemikir Konvensional. Hal Ini Disebabkan Edison Dapat Mentoleransikan Perasaan
Yang Bertentangan, Dua Hal Yang Tidak Sesuai.
Ia Dapat Melihat Hubungan Yang Membawanya Ke Terobosan
Baru.
7. Para Jenius Berpikir Dengan Kiasan - Metaphora
Aristoteles Menganggap Kiasan Merupakan Tanda Seorang
Jenius, Ia Percaya Bahwa Seorang Individu Yang Mempunyai Kemampuan Untuk
Merasakan Kemiripan/Persamaan Antara Dua Daerah Yang Terpisah, Dan Mencari Mata
Rantai Antara Keduanya, Adalah Seorang Dengan Bakat Istimewa. Alexander Graham
Bells Membandingkan Kinerja Bagian Dalam Telinga Dengan Sepotong Selaput Dari
Baja Ringan - Dan Memahami Cara Kerja Telepon. Einstein Mengambil Manfaat Dan
Menjelaskan Prinsip- Prinsipnya Yang Abstrak Dengan Cara Menggambarkan
Persamaan-Persamaan/Kias-Kias Melalui Pengalaman-Pengalaman Yang Terjadi Setiap
Hari Seperti Mendayung Kapal Atau Berdiri Di Halte Kereta Api Ketika Kereta
Lewat.
8. Jenius Mempersiapkan Diri Untuk Meraih Kesempatan
Bila Kita Menetapkan Untuk Melakukan Sesuatu Dan Gagal,
Kita Berhenti Untuk Mencoba Melakukan Yang Lain. Ini Merupakan Prinsip Kreatif
Yang Gagal. Seharusnya Kita Bertanya Mengapa Kita Sampai Gagal Melakukan Yang
Kita Inginkan, Ini Adalah Suatu Pertanyaan Biasa. Tetapi Gagal Dalam Kreatif
Mempunyai Pertanyaan Yang Berbeda: Apa Yang Kita Lakukan? Menjawab Pertanyaan
Itu Merupakan Sesuatu Yang Baru, Cara Yang Tidak Diharapkan Merupakan Inti Dari
Kegiatan Kreatif. Memang Kita Tidak Beruntung, Namun Kita Mendapatkan Wawasan
Yang Kreatif. Alexander Fleming Bukanlah Seorang Dokter Pertama Yang
Mempelajari Bakteri Yang Mematikan. Ia Mencatat Bahwa Jamur Dapat Membentuk
Suatu Kebudayaan Baru. Dokter-Dokter Yang Berbakat Pada Zaman Itu Membuang Peluang Yang
Tampaknya Tidak Relevan Ini, Tetapi Fleming Mencatat Sebagai "Sangat
Menarik" Dan Memikirkan Apakah Jamur Ini Bisa Potensial.
Ternyata Hal Yang Dikatakan Fleming Sebagai "Sangat
Menarik" Kemudian Diobservasi Dan Menjadi Obat Penicillin. Edison, Ketika
Merenungkan Bagaimana Membuat Kawat Arang, Dengan Tidak Sengaja Mempermainkan
Sebongkah Dempul. Ia Memutar Dan Membelit Dempul Itu Dengan Tangannya. Ketika
Ia Melihat Ke Kedua Tangannya, Jawabannya Ada Di Sana: Lilit Carbon Seperti
Tali. B. F. Skiner Menekankan Suatu Prinsip Utama Bagi Metodologi Ilmu
Pengetahuan:
Bila Anda Menemukan Sesuatu Yang Menarik, Hentikan Segala
Sesuatu, Dan Teliti Hal Yang Menarik Tadi. Jenius Yang Kreatif Tidak Mau
Menunggu Sampai Ada Kesempatan; Sebaliknya Justru Mereka Secara Aktif Memburu
Penemuan Yang Tidak Disengaja Itu Dengan Segera.
V. PENCIPTAAN
KARYA SENI
A. Exploration
(Eksplorasi)
- Tahap
Eksplorasi Yaitu Aktivitas Penjelajahan Menggali Sumber Ide, Pengumpulan Data
& Referensi, Pengolahan Dan Analisa Data, Hasil Dari Penjelahan Atau
Analisis Data Dijadikan Dasar Untuk Membuat Rancangan Atau Desain.
1. Start
Step
2. Think
Responsive
3. Imagination
4. Esteem
- Feel Responsive To Object
5. To
The Objects As Sources
6. Imagination
Selectable
B. Improvisation
(improvisasi)
- Tahap
Perancangan Yaitu Memvisualisasikan Hasil Dari Penjelajahan Atau Analisa Data
Kedalam Berbagai Alternatif Desain (Sketsa), Untuk Kemudian Ditentukan
Rancanagn/Sketsa Terpilih, Untuk Dijadikan Acuan Dalam Pembuatan Rancanagan
Final Atau Gambar Teknik, Dan Racangan Final Ini (Proyeksi, Potongan, Detail,
Perspektif) Dijadikan Acuan Dalam Proses Perwujudan Karya.
1. Increasing
Chance, Opportunity
2. Next
Level Of Imagination And Selectable
3. Deepening:
Increasing Self Involving
4. Experimentation
Material Selecting
Invention Artistically Formed
5. FORMED
= MATERIALIZED
C. Forming
(Pembentukan Atau Komposisi)
- Tahap Perwujudan
Yaitu Mewujudan Rancangan Terpilih/Final Menjadi Model Prototipe Sampai Ditemukan
Kesempurnaan Karya Sesuai Dengan Desain/Ide, Model Ini Bisa Dalam Bentuk
Miniatur Atau Kedalam Karya Yang Sebenarnya, Jika Hasil Tersebut Dianggap Telah
Sempurna Maka Diteruskan Dengan Pembuatan Karya Yang Sesungguhnya (Diproduksi),
Proses Seperti Ini Biasanya Dilalui Terutama Dalam Pembuatan Karya-Karya
Fungsional.
1. FORMING
= MATERIALIZED
Perwujudan-/ noun /
·
Embodiment Perwujudan, Penjelmaan,
Pengejawantahan
·
Shape Bentuk,
Kondisi, Keadaan, Wujud, Potongan, Perwujudan
·
Manifestation Manifestasi,
Perwujudan, Penjelmaan
·
Materialization Perwujudan,
Pelaksanaan, Penglaksanaan
·
Incarnation Inkarnasi,
Penjelmaan, Jelmaan, Perwujudan, Penitisan
·
Phenomenon Gejala,
Peristiwa, Kejadian, Fenomen, Perwujudan
·
Consummation Penyempurnaan,
Perwujudan, Pelaksanaan
·
Entity Kesatuan, Wujud, Perwujudan,
Benda, Sesuatu Yg Berwujud
·
Personification Perwujudan,
Pengejawantahan, Pengorangan, Penjelmaan
·
Objectification Perwujudan
·
Translation Terjemahan,
Penterjemahan, Alih Bahasa, Pemindahan, Perwujudan, Penyalinan
·
Crystallization Kristalisasi,
Penghabluran, Perwujudan
Perwujudan-/
Adjective /
·
Incarnate Penjelmaam,
Perwujudan
D. 6
Big Step:
Ketiga Tahap Di
Atas Dapat Diuraikan Menjadi Enam Langkah Yaitu:
·
Langkah Pengembaraan Jiwa, Pengamatan
Lapangan, Dan Penggalian Sumber Referensi & Informasi, Untuk Menemukan Tema
Atau Berbagai Persoalan Yang Memerlukan Pemecahan.
·
Penggalian Landasan Teori, Sumber Dan
Referensi Serta Acuan Visual. Usaha Ini Untuk Memperoleh Data Material, Alat,
Teknik, Konstruksi, Bentuk Dan Unsur Estetis, Aspek Filosofi Dan Fungsi Sosial
Kultural Serta Estimasi Keunggulan Pemecahan Masalah Yang Ditawarkan.
·
Perancanagn Untuk Menuangkan Ide Atau Gagasan
Dari Deskripsi Verbal Hasil Analisis Ke Dalam Bentuk Visual Dalam Batas
Rancanagn Dua Dimensional. Hal Yang Menjadi Pertimbangan Dalam Tahap Ini
Meliputi Aspek Material, Teknik, Proses, Metode, Konstruksi, Ergonomi,
Keamanan, Kenyamanan, Keselarasan, Keseimbangan, Bentuk, Unsusr Estetis, Gaya,
Filosofi, Pesan Makna, Nilai Ekonomi Serta Peluang Pasar Ke Depan.
·
Realisasi Rancangan Atau Desain Terpilih
Menjadi Model Prototipe. Model Prototipe Dibangun Berdasarkan Gambar Teknik
Yang Telah Disiapkan.
·
Perwujudan Realisasi Rancangan/Prototipe
Kadalam Karya Nyata Sampai Finishing Dan Kemasan.
·
Melakukan Evaluasi Terhadap Hasil Dari
Perwujudan. Hal Ini Bisa Dilakukan Dalam Bentuk Pameran/Response Dari
Masyarakat, Dengan Maksud Untuk Mengkritisi Pencapaian Kualitas Karya,
Menyangkut Segi Fisik Dan Non-Fisik, Untuk Karya Fungsionsl Jika Berbagai
Pertimbangan/Kreteria Telah Terpenuhi Maka Karya Tersebut Siap Diproduksi..
Beda Dengan Karya Kriya Sebagai Ungkapan Pribadi/Murni, Yang Kekuatannya
Terletak Pada Kesuksesan Mengemas Segi Spirit, Ruh, Dan Jiwa Keseniannya,
Termasuk Penuangan Wujud Fisik, Makna, Dan Pesan Sosial Kultural Yang
Dikandungnya..
E. Integrity
Quality Of Personality = Internal Motivation
Integrity-/ Noun /
·
Integritas Integrity
·
Keutuhan Integrity,
Wholeness, Oneness, Integrality
·
Kejujuran Honesty,
Fairness, Integrity, Sincerity, Verity, Veracity
·
Ketulusan Sincerity,
Integrity, Honesty, Veracity, Candor, Rectitude
·
Bobot Weight,
Quality, Heaviness, Integrity
·
Ketulusan Hati Sincerity, Candor,
Honesty, Integrity, Probity, Simplicity
·
Keadaan Lengkap Integrity
1. Faith
System
2. Brain
Washing
VI.
PENGKAJIAN KARYA SENI
Konsep Dan Macam-Macam Metode Penelitian
Metode Penelitian Merupakan Rangkaian Cara Atau Kegiatan
Pelaksanaan Penelitian Yang Didasari Oleh Asumsi-Asumsi Dasar,
Pandangan-Pandangan Filosofis Dan Ideologis, Pertanyaan Dan Isu-Isu Yang
Dihadapi. Suatu Penelitian Mempunyai Rancangan Penelitian (Research Design)
Tertentu. Rancangan Ini Menggambarkan Prosedur Atau Langkah-Langkah Yang Harus
Ditempuh, Waktu Penelitian, Sumber Data Dan Kondisi Arti Apa Data Dikumpulkan,
Dan Dengan Cara Bagaimana Data Tersebut Dihimpun Dan Diolah. Tujuan Rancangan
Penelitian Adalah Melalui Penggunaan Metode Penelitian Yang Tepat, Dirancang
Kegiatan Yang Dapat Memberikan Jawaban Yang Teliti Terhadap
Pertanyaan-Pertanyaan Penelitian.
1. Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kuantitatif Didasari Oleh Filsafat Positivisme
Yang Menekankan Fenomena-Fenomena Objektif Dan Dikaji Secara Kuantitatif.
Maksimalisasi Objektivitas Desain Penelitian Ini Dilakukan Dengan Menggunakan
Angka-Angka, Pengolahan Statistik, Struktur Dan Percobaan Terkontrol. Ada
Beberapa Metode Penelitian Yang Dapat Dimasukan Ke Dalam Penelitian Kuantitatif
Yang Bersifat Noneksperimental, Yaitu Metode : Deskriptif, Survai, Ekspos
Facto, Komparatif, Korelasional Dan Penelitian Tindakan.
A. Penelitian Deskriptif
Penelitian Deskriptif (Descriptive Research) Adalah Suatu
Metode Penelitian Yang Ditujukan Untuk Menggambarkan Fenomena-Fenomena Yang
Ada, Yang Berlangsung Saat Ini Atau Saat Yang Lampau, Misalnya : Berapa Lama
Anak-Anak Usia Pra Sekolah Menghabiskan Waktunya Untuk Nonton Tv
Penelitian Deskriptif, Bisa Mendeskripsikan Sesuatu
Keadaan Saja, Tetapi Bisa Juga Mendeskripsikan Keadaan Dalam Tahapan-Tahapan
Perkembangannya. Penelitian Demikian Disebut Penelitian Perkembangan
(Developmental Studies). Dalam Penelitian Perkembangan Ada Yang Bersifat
Longitudinal Atau Sepanjang Waktu, Dan Ada Yang Bersifat Cross Sectional Atau
Dalam Potongan Waktu.
B. Penelitian Survai
Survai Digunakan Untuk Mengumpulkan Informasi Berbentuk
Opini Dari Sejumlah Besar Orang Terhadap Topik Atau Isu-Isu Tertentu. Ada 3
Karakter Utama Dari Survai : 1) Informasi Dikumpulkan Dari Sekelompok Besar
Orang Untuk Mendeskripsikan Beberapa Aspek Atau Karakteristik Tertentu Seperti
: Kemampuan, Sikap, Kepercayaan, Pengetahuan Dari Populasi; 2) Informasi
Dikumpulkan Melalui Pengajuan Pertanyaan (Umumnya Tertulis Walaupun Bisa Juga
Lisan) Dari Suatu Populasi; 3) Informasi Diperoleh Dari Sampel, Bukan Dari
Populasi. Tujuan Utama Dari Survai Adalah Mengetahui Gambaran Umum Karakteristik
Dari Populasi.
C. Penelitian Ekspos Facto
Penelitian Ekspos Fakto (Expost Facto Research) Meneliti
Hubungan Sebab-Akibat Yang Tidak Dimanipulasi Atau Diberi Perlakuan (Dirancang
Dan Dilaksanakan) Oleh Peneliti. Penelitian Hubungan Sebab-Akibat Dilakukan Terhadap
Program, Kegiatan Atau Kejadian Yang Telah Berlangsung Atau Telah Terjadi,
Misalnya Penelitian Tentang Pemberian Gizi Yang Cukup Pada Waktu Hamil
Menyebabkan Bayi Sehat.
D. Penelitian Komparatif
Penelitian Diarahkan Untuk Mengetahui Apakah Antara Dua
Atau Lebih Dari Dua Kelompok Ada Perbedaan Dalam Aspek Atau Variabel Yang
Diteliti. Dalam Penelitian Ini Pun Tidak Ada Pengontrolan Variabel, Maupun
Manipulasi/Perlakuan Dari Peneliti. Penelitian Dilakukan Secara Alamiah,
Peneliti Mengumpulkan Data Dengan Menggunakan Instrumen Yang Bersifat Mengukur.
Hasilnya Dianalisis Secara Statistik Untuk Mencari Perbedaan Diantara
Variabel-Variabel Yang Diteliti.
E. Penelitian Korelasional
Penelitian Ditujukan Untuk Mengetahui Hubungan Suatu
Variabel Dengan Variabel- Variabel Lain. Misalnya : Penelitian Tentang Korelasi
Yang Tinggi Antara Tinggi Badan Dan Berat Badan, Tidak Berarti Badan Yang
Tinggi Menyebabkan Atau Mengakibatkan Badan Yang Berat, Tetapi Antara Keduanya
Ada Hubungan Kesejajaran. Bisa Juga Terjadi Yang Sebaliknya Yaitu
Ketidaksejajaran (Korelasi Negatiif), Badanya Tinggi Tapi Timbangannya Rendah
(Ringan).
F. Penelitian Tindakan
Penelitian Tindakan (Action Research) Merupakan
Penelitian Yang Diarahkan Pada Mengadakan Pemecahan Masalah Atau Perbaikan. Penelitian
Ini Difokuskan Kepada Perbaikan Proses Maupun Perbaikan Hasil Kegiatan.
Misalnya : Guru-Guru Mengadakan Pemecahan Terhadap Masalah-Masalah Yang
Dihadapi Dalam Kelas, Kepala Sekolah Mengadakan Perbaikan Terhadap Manajemen Di
Sekolahnya.
G. Penelitian Dan Pengembangan
Penelitian Dan Pengembangan (Research And Development),
Merupakan Metode Untuk Mengembangkan Dan Menguji Suatu Produk (Borg,W.R &
Gall,M.D.2001). Metode Ini Banyak Digunakan Di Dunia Industri. Industri Banyak
Menyediakan Dana Untuk Penelitian Mengevaluasi Dan Menyempurnakan Produk-Produk
Lama, Dan Atau Mengembangkan Produk Baru. Dalam Bidang Pendidikan, Penelitian
Dan Pengembangan Dapat Digunakan Untuk Mengembangkan Buku, Modul, Media
Pembelajaran, Insttrumen Evaluasi, Model-Model Kurikulum, Pembelajaran,
Evaluasi, Bimbingan, Managgemen, Pengawasan, Pembinaan Staff, Dll.
2. Penelitian Kuantitatif Eksperimental
Penelitian Eksperimental Merupakan Penelitian Yang Palin
Murni Kuantitatif, Karena Semua Prinsip Dan Kaidah-Kaidah Penelitian Kuantitatif
Dapat Diterapkan Pada Metode Ini. Penelitian Eksperimental Merupakan Penelitian
Labolatorium, Walaupun Bisa Juga Dilakukan Diluar Labolatorium, Tetapi
Pelaksanaannya Menerapkan Prinsip-Prinsip Penelitian Labolatorium, Terutama
Dalam Pengontrolan Terhadap Hal-Hal Yang Mempengaruhi Jalanya Eksperimen.
Metode Ini Bersifat Validation Atau Menguji, Yaitu Menguji Pengaruh Satu Atau
Lebih Variabel Terhadap Variabel Lain. Variabel Yang Memberi Pengaruh
Dikelompokan Sebagai Variabel Bebas (Independent Variables) Dan Variabel Yang
Dipengaruhi Dikelompokan Sebagai Variabel Terikat (Dependent Variables). Ada
Beberapa Variasi Dari Penelitian Eksperimental, Yaitu : Eksperimen Murni,
Eksperimen Kuasi, Eksperimen Lemah Dan Subjek Tunggal.
A. Eksperimen Murni
Eksperimen Murni (True Experimental) Sesuai Dengan
Namanya Merupakan Metode Eksperimen Yang Paling Mengikuti Prosedur Dan Memenuhi
Syarat-Syarat Eksperimen. Prosedur Dan Syarat-Syarat Tersebut, Terutama
Berkenaan Dengan Pengontrolan Variabel, Kelompok Control, Pemberian Perlakuan
Atau Manipulasi Kegiatan Serta Pengujian Hasil. Dalam Eksperimen Murni, Kecuali
Variabel Independen Yang Akan Diuji Pengaruhnya Terhadap Variabel Dependen,
Semua Variabel Dikontrol Atau Disamakan Arakteristiknya.
B. Eksperimen Semu
Metode Eksperimen Semu (Qusi Experimental) Pada Dasarnya
Sama Dengan Eksperimen Murni, Bedanya Adalah Dalam Pengontrolan Variabel.
Pengontrolannya Hanya Dilakukan Terhadap Satu Variabel Saja, Yaitu Variabel
Yang Dipandang Paling Dominan.
C. Eksperimen Lemah
Eksperimen Lemah (Weak Experimental) Merupakan Metode
Penelitian Eksperimen Yang Desain Dan Perlakuannya Seperti Eksperimen Tetapi
Tidak Ada Pengontrolan Variabel Sama Sekali. Sesuai Dengan Namanya, Eksperimen
Ini Sangat Lemah Kadar Validitasnya, Oleh Karena Itu Tidak Digunakan Untuk
Penelitian Tesis Dan Disertasi Juga Skipsi Sebenarnya.
D. Eksperimen Subjek Tunggal
Eksperimen Subjek Tunggal (Single Subject Experimental),
Merupakan Eksperimen Yang Dilakukan Terhadap Subjek Tunggal.Dalam Pelaksanaan
Eksperimen Subjek Tunggal, Variasi Bentuk Eksperimen Murni, Kuasi Atau Lemah
Berlaku.
3. Penelitian Kualitatif
Penelitian Kualitatif (Qualitative Research) Adalah Suatu
Penelitian Yang Ditujukan Untuk Mendeskripsikan Dan Menganalisis Fenomena,
Peristiwa, Aktivitas Social, Sikap, Kepercayaan, Persepsi, Pemikiran Orang
Secara Individual Maupun Kelompok.
Penelitian Kualitatif Mempunyai Dua Tujuan Utama, Yaitu
Pertama, Menggambarkan Dan Mengungkap (To Describe And Explore) Dan Keduan
Menggambarkan Dan Menjelaskan (To Describe And Explain). Kebanyakan Penelitian
Kualitatif Bersifat Deskriptif Dan Eksplanatori.
Metode Kualitatif Secara Garis Besar Dibedakan Dalam Dua
Macam, Kualitatif Interaktif Dan Non Interaktif. Metode Kualitatif Interaktif,
Merupakan Studi Yang Mendalam Menggunakan Teknik Pengumpulan Data Langsung Dari
Orang Dalam Lingkungan Alamiahnya.
A. Studi Etnografik
Studi Etnografik (Ethnographic Studies) Mendeskripsikan
Dan Menginterpretasikan Budaya, Kelompok Social Atau Sistem. Proses Penelitian
Etnografik Dilaksanakan Di Lapangan Dalam Waktu Yang Cukup Lama, Berbentuk
Observasi Dan Wawancara Secara Alamiah Dengan Para Partisipan, Dalam Berbagai
Bentuk Kesempatan Kegiatan, Serta Mengumpulkan Dokumen-Dokumen Dan Benda-Benda
(Artifak).
B. Studi Historis
Studi Historis (Historical Studies) Meneliti
Peristiwa-Peristiwa Yang Telah Berlalu. Peristiwa-Peristiwa Sejarah
Direka-Ulang Dengan Menggunakan Sumber Data Primer Berupa Kesaksian Dari Pelaku
Sejarah Yang Masih Ada, Kesaksian Tak Sengaja Yang Tidak Dimaksudkan Untuk
Disimpan, Sebagai Catatan Atau Rekaman, Seperti Peninggalan-Peninggalan
Sejarah, Dan Kesaksian Sengaja Berupacatatan Dan Dokumen-Dokumen.
C. Studi Fenomenologis
Fenomenologis Mempunyai Dua Makna, Sebagai Filsafat Sain
Dan Sebagai Metode Pencarian (Penelitian). Studi Fenomenologis
(Phenomenological Studies) Mencoba Mencari Arti Dari Pengalaman Dalam
Kehidupan.Peneliti Menghimpun Data Berkenaan Dengan Konsep, Pendapat,
Pendirian, Sikap, Penilaian Dan Pemberian Makna Terhadap Situasi Atau
Pengalaman-Pengalaman Dalam Kehidupan. Tujuan Dari Penelitian Fenomenologis
Adalah Mencari Atau Menemukan Makna Dari Hal- Hal Yang Esensial Atau Mendasar
Dari Pengalaman Hidup Tersebut.
D. Studi Kasus
Studi Kasus (Case Study) Merupakan Suatu Penelitian Yang
Dilakukan Terhadap Suatu “Kesatuan Sistem”. Kesatuan Ini Dapat Berupa Program,
Kegiatan, Peristiwa, Atau Sekelompok Individu Yang Terikat Oleh Tempat, Waktu
Atau Ikatan Tertentu. Studi Kasus Adalah Suatu Penelitian Yang Diarahkan Untuk
Menghimpun Data, Mengambil Makna, Memperoleh Pemahaman Dari Kasus Tersebut.
E. Teori Dasar
Penelitian Teori Dasar Atau Sering Juga Disebut
Penelitian Dasar Atau Teori Dasar (Grounded Theory) Merupakan Penelitian Yang
Diarahkan Pada Penemuan Atau Minimal Menguatan Terhadap Suatu Teori.
F. Studi Kritis
Dalam Penrelitian Kritis, Peneliti Melakukan Analitis
Naratif, Penelitian Tindakan, Etnografi Kritis, Dan Penelitian Feminisme.
Penelitian Mereka Diawali Dengan Mengekspos Masalah Masalah Manipulasi,
Kesenjangan Dan Penindasan Sosial.
G. Penelitian Noninteraktif
Penelitian Noninteraktif (Non Interactive Inquiry)
Disebut Juga Penelitian Analitis, Mengadakan Pengkajian Berdasarkan Analisis
Dokumen. Peneliti Menghimpun, Mengidentifikasi, Menganalisis, Dan Mengadakan
Sintesis Data, Untuk Kemudian Memberikan Interpretasi Terhadap Konsep,
Kebijakan, Peristiwa Yang Secara Langsung Ataupun Tidak Langsung Dapat Diamati.
Minimal Ada 3 Macam Penelitian Analitis Atau Studi
Noninteraktif, Yaitu Analisis : Konsep, Historis, Dan Kebijakan. Analisis
Konsep, Merupakan Kajian Atau Analisis Terhadap Konsep-Konsep Penting Yang
Diinterpretasikan Pengguna Atau Pelaksana Secara Beragam Sehingga Banyak
Menimbulkan Kebingungan, Umpamanya : Cara Belajar Aktif, Kurikulum Berbasis
Kompetensi Dll.
A. QUANTITY
= KUANTITATIF
B. QUANTITY
EXPERIMENTAL = KUANTITATIF EXPERIMENTAL
C. QUALITY
= KUALITATIF
VII.
METODE & METODOLOGI PENELITIAN
PENGERTIAN METODE DAN METODOLOGI PENELITIAN
PENGERTIAN METODE
Metode (Method),
Secara Harfiah Berarti Cara. Selain Itu Metode Atau Metodik Berasal Dari Bahasa
Greeka, Metha, (Melalui Atau Melewati), Dan Hodos (Jalan Atau Cara), Jadi
Metode Bisa Berarti Jalan Atau Cara Yang Harus Di Lalui Untuk Mencapai Tujuan
Tertentu.
Secara Umum Atau
Luas Metode Atau Metodik Berarti Ilmu Tentang Jalan Yang Dilalui Untuk
Mengajar Kepada Anak Didik Supaya Dapat Tercapai Tujuan Belajar Dan Mengajar.
Prof. Dr.Winarno Surachmad (1961), Mengatakan Bahwa Metode Mengajar Adalah
Cara-Cara Pelaksanaan Dari Pada Murid-Murid Di Sekolah.Pasaribu Dan Simanjutak
(1982), Mengatakan Bahwa Metode Adalah Cara Sistematik Yang Digunakan Untuk
Mencapai Tujuan.
Metode Adalah
Prosedur Atau Cara Yang Ditempuh Untuk Mencapai Tujuan Tertentu. Kemudian Ada
Satu Istilah Lain Yang Erat Kaitannya Dengan Dua Istilah Ini, Yakni Tekhnik
Yaitu Cara Yang Spesifik Dalam Memecahkan Masalah Tertentu Yang Ditemukan Dalam
Melaksanakan Prosedur.
Pengertian
Organisasi Dan Metode Secara Lengkap Adalah
Rangkaian Proses
Kegiatan Yang Harus Dilakukan Untuk Meningkatkan Kegunaan Segala Sumber Dan
Faktor Yang Menentukan Bagi Berhasilnya Proses Manajemen Terutama Dengan
Memperhatikan Fungsi Dan Dinamika Organisasi Atau Birokrasi Dalam Rangka
Mencapai Tujuan Yang Sah Ditetapkan.
Pengertian
Metodologi Penelitian
Metodologi
Penelitian Adalah Sekumpulan Peraturan, Kegiatan, Dan Prosedur Yang Digunakan
Oleh Pelaku Suatu Disiplin Ilmu. Metodologi Juga Merupakan Analisis Teoritis
Mengenai Suatu Cara Atau Metode. Penelitian Merupak An Suatu Penyelidikan Yang
Sistematis Untuk Meningkatkan Sejumlah Pengetahuan, Juga Merupakan Suatu Usaha Yang
Sistematis Dan Terorganisasi Untuk Menyelidiki Masalah Tertentu Yang Memerlukan
Jawaban. Hakekat Penelitian Dapat Dipahami Dengan Mempelajari Berbagai
Aspek Yang Mendorong Penelitian Untuk Melakukan Penelitian. Setiap Orang
Mempunyai Motivasi Yang Berbeda, Di Antaranya Dipengaruhi Oleh Tujuan Dan
Profesi Masing-Masing. Motivasi Dan Tujuan Penelitian Secara Umum Pada Dasarnya
Adalah Sama, Yaitu Bahwa Penelitian Merupakan Refleksi Dari Keinginan Manusia
Yang Selalu Berusaha Untuk Mengetahui Sesuatu. Keinginan Untuk Memperoleh Dan
Mengembangkan Pengetahuan Merupakan Kebutuhan Dasar Manusia Yang Umumnya
Menjadi Motivasi Untuk Melakukan Penelitian.
Adapun Tujuan
Penelitian Adalah Penemuan, Pembuktian Dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan.
Penemuan. Data Yang
Diperoleh Dari Penelitian Merupakan Data-Data Yang Baru Yang Belum Pernah
Diketahui.
Pembuktian. Data
Yang Diperoleh Dari Penelitian Digunakan Untuk Membuktikan Adanya Keraguan
Terhadap Informasi Atau Pengetahuan Tertentu.
Pengembangan. Data
Yang Diperoleh Dari Penelitian Digunakan Untuk Memperdalam Dan Memperluas
Pengetahuan Yang Telah Ada.
Kegunaan Penelitian
Dapat Dipergunakan Untuk Memahami Masalah, Memecahkan Masalah, Dan
Mengantisipasi Masalah.
Memahami Masalah.
Data Yang Diperoleh Dari Penelitian Digunakan Untuk Memperjelas Suatu Masalah
Atau Informasi Yang Tidak Diketahui Dan Selanjutnya Diketahui.
Memecahkan Masalah.
Data Yang Diperoleh Dari Penelitian Digunakan Untuk Meminimalkan Atau
Menghilangkan Masalah.
Mengantisipasi
Masalah. Data Yang Diperoleh Dari Penelitian Digunakan Untuk Mengupayakan Agar
Masalah Tersebut Tidak Terjadi.
Diagram Alir Proses
Penelitian
Jenis Data Dalam
Penelitian
Langkah Dalam
Metode Ilmiah
Pelaksanaan
Penelitian Dengan Menggunakan Metode Ilmiah Harus Mengikuti Langkah-Langkah
Tertentu. Marilah Lebih Dahulu Ditinjau Langkah-Langkah Yang Diambil Oleh
Beberapa Ahli Dalam Mereka Melaksanakan Penelitian.
Schluter (1926)
Memberikan 15 Langkah Dalam Melaksanakan Penelitian Dengan Metode Ilmiah.
Langkah-Langkah Tersebut Adalah Sebagai Berikut:
1. Pemilihan
Bidang, Topik Atau Judul Penelitian.
2. Mengadakan
Survei Lapangan Untuk Merumuskan Masalah-Malalah Yang Ingin Dipecahkan.
3. Membangun Sebuah
Bibliografi.
4. Memformulasikan
Dan Mendefinisikan Masalah.
5. Membeda-Bedakan
Dan Membuat Out-Line Dari Unsur-Unsur Permasalahan.
6.
Mengklasifikasikan Unsur-Unsur Dalam Masalah Menurut Hu-Bungannya Dengan Data
Atau Bukti, Baik Langsung Ataupun Tidak Langsung.
7. Menentukan Data
Atau Bukti Mana Yang Dikehendaki Sesuai Dengan Pokok-Pokok Dasar Dalam Masalah.
8. Menentukan
Apakah Data Atau Bukti Yang Dipertukan Tersedia Atau Tidak.
9. Menguji Untuk
Diketahui Apakah Masalah Dapat Dipecahkan Atau Tidak.
10. Mengumpulkan
Data Dan Keterangan Yang Diperlukan.
11. Mengatur Data
Secara Sistematis Untuk Dianalisa.
12. Menganalisa
Data Dan Bukti Yang Diperoleh Untuk Membuat Interpretasi.
13. Mengatur Data
Untuk Persentase Dan Penampilan.
14. Menggunakan
Citasi, Referensi Dan Footnote (Catatan Kaki).
15. Menulis Laporan
Penelitian.
Sources:
Armstrong, T. (2000). Multiple Intelligence In The
Classroom. Alexandria, Virginia Us : Ascd.
Armstrong, T. (2004). Kamu Itu Lebih Cerdas Daripada Yang Kamu Duga. Alih Bahasa : Arvin Saputra. Batam : Interaksara.
Gardner, H. (2003). Kecerdasan Majemuk : Teori Dalam Praktek. Alih Bahasa : Arvin Saputra. Batam : Interaksara.
Shearer, C.B. (2004). Multiple Intelligences After 20 Years. Teachers College Record, 106(1), 2 -16
Armstrong, T. (2004). Kamu Itu Lebih Cerdas Daripada Yang Kamu Duga. Alih Bahasa : Arvin Saputra. Batam : Interaksara.
Gardner, H. (2003). Kecerdasan Majemuk : Teori Dalam Praktek. Alih Bahasa : Arvin Saputra. Batam : Interaksara.
Shearer, C.B. (2004). Multiple Intelligences After 20 Years. Teachers College Record, 106(1), 2 -16
http://ribhy.ini-aja.com/just/bahasa-indonesia-just/metodologi-penelitian/
http://www.google.com/imgres?imgurl=http://mathematica.aurino.com/wp-
content/uploads/2010/04/041710_1819_RUANGLINGKU1.png&imgrefurl=http://mathematica.aurino.com/%3Fp%3D570&usg=__SPzne32hh7P47QIXmu4Fb8u7AaM=&h=343&w=580&sz=8&hl=en&start=9&sig2=RhbW_s7zbre5LGrrDqclpA&zoom=1&tbnid=TH9rRut5OrX39M:&tbnh=79&tbnw=134&ei=EfF_UeOJN8mKrQek1IGQDw&prev=/search%3Fq%3Dproses%2Bpenelitian%26um%3D1%26hl%3Den%26tbm%3Disch&um=1&itbs=1&sa=X&ved=0CDwQrQMwCA